Wednesday 9 March 2011

Lapangkanlah hati ini

''Eh, ada mesej baru, masuk.''

''Dengan nama Allah yang Maha Pemurah Lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya perasaan riyak itu merupakan syirik kecil yang tanpa disedari, sering terjadi bilamana...'' 

''Laa, mesej pasal agama lagi! Aku dah agak dah, tak habis-habis nak membebel lagi dia ni. Ish, bosan betul laa! Tak de benda lain ke? Malas betul la aku nak layan dia ni, buat rugi masa, jiwa dan tenaga aku je. Baik aku layan benda lain, lagi best. Taklah buang masa aku cam ni.''

Duhai diri, sungguh rugi jika ini yang tergambar di dalam hati dan dibuktikan dengan perlakuan bila ada diantara saudara seislam yang memberitahu tentang ilmu agama.

''Demi masa. Sungguh manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran." (Al-'Asr: 1-3).

Terimalah kebenaran itu walau dari manapun datangnya.

''Eleh, cakap macam bagus je, kau pun sama je, tak sempurna. Nak tegur-tegur aku apasal? Sempurnakan diri kau tu dulu, baru layak nak tegur aku.''

Seringkali kita melihat atau mencari ketidaksempurnaan orang yang menegur kita itu dulu baru kita mahu memikirkan mesej yang disampaikan oleh orang tersebut. Itupun kalau kita berlapang hati mahu menerima mesej itu.

Katakan kepadaku, manusia mana yang akhlaknya sempurna selain para rasul dan nabi-nabi yang mana sudah semestinya termasuk juga penghulu sekalian nabi kita, Nabi Muhammad SAW? Nak tunggu manusia yang sempurna akhlaknya wujud di hadapan kita untuk menegur kesalahan kita, baru kita mahu berubah, alamatnya sampai kita berada di liang lahadlah, masih tak berubah. Wahai diri!

''Lantak kaulah, buang masa aku aje!''

Ingatlah, tiap helaan nafas ini, nak tak nak mendekatkan kita kepada detik kematian. Berapa lama sangatlah kita hidup? 100 tahun? Mungkin. Tapi, ingat, tanpa rahmat dan kasih sayang-Nya, tak mungkin kita dapat mengecap nikmat mata, oksigen, kaki, mulut, pendengaran, tangan, sehingga tak terhitung nikmat yang diberikan-Nya kepada kita pada masa ini.

Andai kata, Allah tarik salah satu nikmat, katakanlah mata, mampukah kita melihat, membaca buku untuk menjawab exam, membaca Al-Quran, membaca risalah agama? Pada ketika itulah baru datang rasa menyesal yang tidak sudah kerana tidak mahu menggunakan nikmat itu ketika masih diberi ruang dan peluang oleh-Nya.

''Ya Allah, kembalikanlah aku ke muka bumi, untuk aku membuktikan kehambaanku kepada-Mu.''

Apakah yang telah engkau lakukan ketika hidup dahulu? Ada tak untuk Allah? Untuk Islam?

Dah terlambat. Jika kita sudah dikafankan, dimasukkan ke dalam liang lahad yang hanya sebesar saiz diri kita, hanya sebesar itu rumah kita pada ketika itu, sedangkan semasa hidup dahulu, rumah kitalah yang besarnya mengalahkan gunung juga yang tingginya mencapai langit.

''Mana perginya harta aku yang berjuta-juta itu? Bantu dan temankan aku di dalam kubur yang sempit ini, tolong..''

Tidak sesekali wahai diriku, harta duniawi yang kita kumpulkan itu, tidak dapat menemankan kita di dalam kubur yang lamanya kita berada di dalamnya mungkin lebih lama dari umur 100 tahun yang kita hidup di atas muka bumi itu.

"Maka bersabarlah engkau (Muhammad) sebagaimana kesabaran rasul-rasul yang memiliki keteguhan hati, dan janganlah engkau meminta agar azab disegerakan untuk mereka. Pada hari mereka melihat azab yang dijanjikan, mereka merasa seolah-olah tinggal (di dunia) hanya sesaat pada siang hari. Tugasmu hanya menyampaikan. Maka tidak ada dibinasakan, kecuali kaum yang fasik (tidak taat kepada Allah)."(Al-Ahqaf: 35)

"Dan pada hari terjadinya qiamat, orang-orang yang berdosa bersumpah, bahwa mereka berdiam (dalam kubur) hanya sesaat (saja). Begitulah dahulu mereka dipalingkan (dari kebenaran). Dan orang-orang yang diberi ilmu dan keimanan berkata (kepada orang-orang kafir), "Sungguh kamu telah berdiam (dalam kubur) menurut ketetapan Allah sampai hari kebangkitan. Maka inilah hari kebangkitan itu, tetapi (dahulu) kamu tidak meyakini(nya)."(Ar-Rum: 55-56)

"Para malaikat dan malaikat Jibril naik kepada Allah dalam sehari yang ukurannya sama dengan 50 ribu tahun (ukuran manusia)."(Al-Ma'arij: 4)

"Dia mengatur urusan dari langit ke bumi kemudian (urusan) itu naik (dibawa oleh malaikat) kepadanya dalam satu hari, yang ukuran (lamanya) adalah seribu tahun menurut perhitunganmu." (As-Sajdah: 5)

"Dan mereka meminta kepadamu (Muhammad)agar azab itu disegerakan, padahal Allah tidak akan menyalahi janji-Nya. Dan sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu." (Al-Hajj: 47)




No comments:

Post a Comment